Dear Kinan,
Anak perempuanku yang melankolis.
Ibu pikir, anak pertama itu seharusnya laki-laki, biar bisa melindungi
adik-adiknya. Tapi setelah kamu lahir, Ibu sangat yakin kamu akan menjadi
perempuan anggun yang dewasa, yang penuh kasih sayang untuk adik-adikmu.
Namamu diambil dari buku Kukila
karangan M. Aan Mansyur, tepatnya di halaman 117 pada bab Aku Ingin Selalu
Bangun Lebih Pagi. Nanti Kinan disitu diceritakan sebagai seorang perempuan
yang gemar sekali membaca buku-buku Sapardi Djoko Damono. Selain itu namamu
juga terinspirasi dari salah satu penari kondang di Jogja, kota tempat Ibu
bekerja sekarang. Penari bernama lengkap Kinanti Sekar Rahina itu sedang laris
manis dan pertunjukannya bisa disaksikan di berbagai acara seni yang rata-rata
tidak berbayar. Sepak terjangnya baru-baru ini adalah tarian Jampi Gugat yang
melibatkan 100 penari, berdurasi 5 menit, dihelat di Tugu Jogja saat mengisi
gelaran Jogja International Street Performance (JISP). Tarian yang bertujuan
untuk menghidupkan kembali minuman tradisional jamu yang sudah mulai
tergantikan dengan soft drink itu
sangat sukses.
Tidak. Ibu tidak ingin kamu
menjadi seperti mereka, karena setiap orang punya ketertarikan yang
berbeda-beda. M. Aan Mansyur mungkin bisa menjadi penulis hebat seperti
sekarang karena satu kata dipikirannya, “baca” misal. Kinanti Sekar Rahina bisa
menjadi penari yang sukses karena satu awalan kata “tari” misal. Ibu ingin kamu
menemukan benang merahmu.
Dear Kinan, Ibu ingin ceritakan
sesuatu tentang benang merah Ibu. Ibu dilahirkan di suatu kampung yang jauh
dari Kota Solo. TK dikampung belum ada pelajaran bahasa asing seperti sekarang.
Ketika beranjak SD, semacam umum jika seorang guru diberbagai sekolah akan menanyakan
“Anak-anak, kalau sudah besar nanti mau jadi apa?”
Waktu itu hanya ada 16 murid
termasuk Ibu. Delapan teman Ibu menjawab ingin jadi Dokter. Empat teman
laki-laki menjawab ingin menjadi Pilot. Satu orang ingin menjadi Doktor. Ibu
tidak paham perbedaan Dokter dan Doktor waktu itu. Dua teman Ibu tidak menjawab
karena mungkin bingung atau tidak paham dengan pertanyaannya. Ibu satu-satunya
murid yang menjawab ingin menjadi Guru. Guru Bahasa Inggris. Entah darimana
kosa kata Inggris itu muncul. Awal sekolah baru dimulai. Pelajaran Sejarah,
Geografi belum dimulai. Ibu lalu terdiam setelah menjawab. Ya, Inggris.
Enam tahun berlalu. SMP dekat
Bandara Adi Soemarmo adalah tujuan Ibu. Rupanya Ibu masih samar-samar menyimpan
kata Inggris. Seusai sekolah, salah satu guru Bahasa Inggris memberikan les
gratis. Tentu saja kesempatan itu tidak Ibu sia-siakan. Disaat teman-teman Ibu
yang lain sudah ditunggu jemputan, Ibu dengan sukacita ikut kelas tersebut. Les
seminggu dua kali, hari Selasa dan Kamis, dimulai jam 2 siang dan berlangsung
selama 1,5 jam. Di Indonesia, Bahasa Inggris masih jadi salah satu pelajaran
pokok saat ujian nasional. Ibu berhasil mencapai nilai 9.25 saat hasil ujian
nasional diumumkan. Diikuti dengan 5.35 untuk Matematika dan 6.75 untuk Bahasa
Indonesia. Ya, memang tidak memuaskan, tapi Ibu senang karena benang merah Ibu
terulur 1 strip lebih panjang.
Dear Kinan, akhir-akhir ini Ibu
lihat kamu senang sekali mengumpulkan kain-kain perca bekas dari jahitan
nenekmu. Bisa jadi itu benang merahmu. Ibu akan tunjukkan beberapa cermin yang
ada di showroom tempat Ibu kerja. Mereka terbuat dari ranting-ranting pohon
yang tidak terpakai, Koran-koran bekas, dan hasilnya selalu habis diborong oleh
para importir. Importir dari Singapura pernah cerita, dia belakangan ini banyak
membeli coffee table yang terbuat
dari boatwood, kayu bekas kapal yang kuat dan warna vintagenya original. Produk
ini memang sedang laku disana, tapi tak sedikit juga orang-orang kaya dari
Jakarta membeli langsung kesana, ke Singapura. Importir Singapura membeli
barang di Jogja, lalu dibeli oleh orang-orang Jakarta. Sudahlah, mungkin mereka
memang sangat banyak uang. The point is, who knows someday, you do recycling
more creative and could spread the products around the world.
Dear Sunry,
Anak lelakiku yang hangat dan
penuh semangat. Namamu tercipta dari langit pukul lima pagi. Iya, Ibu suka
sekali memandang langit di jam itu. Langit masih biru, lampu taman masih
menyala, kemudian perlahan-lahan muncul sinar matahari. When the sun is rising,
I’m deeply smiling, imagining your cloudless face.
Sehabis ujian SMP Nak, Ibu
diterima di salah satu SMK dekat Stadion Manahan Solo. Tidak ada jurusan
langsung menjadi guru. Akhirnya Ibu mengambil jurusan sekretaris. Disini Ibu
tetap belajar Bahasa Inggris., bahkan semakin banyak jam dan kelasnya. Ada dua
guru waktu itu. Guru pertama mengajar speaking dan reading, sedangkan guru
kedua untuk listening dan writing.
Lagi-lagi Ibu dapat nilai jeblog untuk Bahasa Indonesia dan Matematika
saat ujian nasional berakhir. Tapi seperti saat SMP kemarin, Ibu dapat nilai
lumayan bagus untuk Bahasa Inggris.
Dear Lee Bo Na,
Anak perempuanku yang seksi dan
pandai bergaya. Namamu diambil dari salah satu karakter di drama Korea yang
berjudul The Heirs. Iya Nak, Ibu newbie penggemar drama Korea, tidak seperti
Koh Amrazing, salah satu penulis favorit Ibu, yang koleksinya luar biasa
banyak.
Lee Bo Na sendiri bukan pemeran
utama. Ibu kurang suka dengan pemeran utama di drama itu. Orangnya terlalu baik
tapi lemah. Sering ditindas dan sedih walaupun pasti akan berakhir sangat
bahagia. Ibu jatuh cinta dengan Lee Bo Na yang diperankan oleh Jung Soojung
atau yang biasa dipanggil dengan Krystal. Lee Bo Na adalah perempuan cantik,
seksi, punya suara dan gaya bicara yang khas, cenderung cepat dan sangat
menggemaskan. Berlagak cuek tapi sebenarnya perhatian terhadap teman,
pencemburu garis keras, dan sangat mencintai kekasihnya.
My Dear Bo Na, seperti yang Ibu
ceritakan kepada kedua kakakmu, Kak Kinan dan Kak Sunry, kamu pasti kelak akan
menemukan juga benang merah hidupmu. Akhir-akhir ini Ibu sering melihatmu aktif
menari di Sanggar. Tarian jawa klasik Rengga Mataya sudah hampir kamu kuasai.
Tubuhmu meliuk dengan luwes dan wajah jawamu ayu, walaupun cara berpakaianmu
bertolak belakang. Modern seperti Lee Bo Na di drama itu, hahahaha…
My Bo Na, setelah lulus SMK, Ibu
melanjutkan kuliah di salah satu Akademi Bahasa Asing (ABA) di Solo. Dengan
mantap Ibu ambil jurusan Bahasa Inggris. Di semester dua Ibu ambil les Bahasa
Inggris di sebuah Lembaga setelah pulang kuliah. Lembaga itu bernama Quick
Concept. Menggelikan bukan? Kuliah jurusan Bahasa Inggris dan masih les Bahasa
Inggris. Konyol kata sebagian teman. It’s too much.
Walaupun aneh, Ibu ingin mengulur
benang merah itu supaya semakin panjang. Dan hasilnya? Di semester empat
lembaga itu menelepon Ibu. Meminta Ibu untuk ditraining dan akan dijadikan
guru. Wait, Guru? Guru Bahasa Inggris. Seketika ingatan Ibu mundur cepat ke
kelas 1 SD. Hati Ibu riang tak terkira. It was like a dream came true. Ibu
mengajar di Quick Concept sampai lulus kuliah.
Saat skripsian, Ibu dan
teman-teman sudah ancang-ancang mencari pekerjaan. Pengangguran setelah lulus
kuliah itu momok yang tingkat menakutkannya lebih dari hantu. Atas rekomendasi
teman, Ibu mengirim surat lamaran ke sebuah perusahaan ekspor di Surabaya.
Mengirim via pos waktu itu harus ekstra sabar, tidak secepat kilat seperti
mengirim email di zaman modern ini. Seminggu-dua minggu berlalu, akhirnya Ibu
dapat panggilan dari perusahaan tersebut. Ibu bolak-balik Solo-Surabaya untuk
menjalani serangkaian tes. Tes tertulis yang makan waktu hampir seharian, lalu
menunggu hasil seminggu. Dipanggil lagi untuk tes wawancara, dan menunggu
seminggu lagi untuk hasilnya. Akhirnya sebelum wisuda, Ibu sudah pindah ke
Surabaya untuk menjalani training.
Perusahaan itu bernama PT UBS,
sponsor crown untuk Miss Indonesia dan Putri Indonesia yang rutin digelar per
tahun. Pengalaman yang menyenangkan selama kerja disana adalah pada saat bulan
Oktober, saat UBS mengadakan pameran di Empire Palace Convention Surabaya. Ibu
menemani semua buyer yang diundang. We talked like buddies while enjoying the
performance of Putri Indonesia, Karenina Sunny Halim. Setelah itu Ibu pindah
dari perusahaan ekspor satu ke perusahaan ekspor lainnya sampai akhirnya
terdampar di Jogja ini.
Mungkin bagi sebagian orang Ibu
berlebihan, terlalu mendewakan orang asing. But this is my life, as long as I
enjoy it, people don’t really matter. I hope could visit their countries, mmm,
such as a long working trip, from one country to another especially in England.
Dear Raesaka,
Anakku yang terakhir, anak
lelakiku yang keranjingan membaca buku. Sebelum Ibu lanjut cerita, Ibu mau
pindah nulis disini Nak. Selain kutu buku, kamu ternyata sedang menggilai
Buddha. Kamu telaten membuat Buddha Water Fountain, Buddha Wall Decoration,
Buddha Statue. Barangkali besok Ibu akan ajak kamu ke showroom ini untuk
melihat lebih banyak lagi koleksi Buddha.
Oh ya, namamu diambil random dari
seseorang di twitter. Raesaka Yunus. Entah siapa dia, selebtweet atau siapa. Seperti
nama kakak-kakakmu, Ibu juga langsung jatuh cinta dengan nama itu. Setau Ibu,
dia berteman dengan orang-orang hebat. Dengan Koh Amrazing salah satunya,
penulis yang Ibu ceritakan ke Kak Lee Bo Na tadi. Beberapa lainnya adalah Mbak
Rahne Putri, Mbak Windy Ariestanti, Mas Zarry Hendrik. Mereka adalah penulis-penulis
yang bukunya menghiasi bookcase
dikamar Ibu.
Melanjutkan tentang benang merah,
Ibu menemukan sebuah buku yang berjudul Edensor. Setelah selesai membaca, Ibu
semakin penasaran dengan tempat itu. Diceritakan, Edensor adalah salah satu
desa yang cantik, terletak di Derbyshire Inggris dekat kota Sheffield. Rumah-rumah
penduduk berselang-seling diantara jerejak anggur, hamparan desa yang menawan,
jajaran bunga daffodil. Waaa, semacam negeri dongeng yang indahnya
bertubi-tubi. Disanakah Bahasa Inggris tercipta? Konon katanya, panggilan
sehari-hari dengan semua orang menggunakan Dear. Itu sebabnya ibu sering sekali
memakai Dear saat memanggil kalian. Dear Kinan, Dear Sunry, Dear Lee Bo Na,
Dear Raesaka, I love you so much!!!
Yes, it’s called ‘de rode draad’ in
Dutch. I believe that every person has it, like a grassroot. Depends on what we’d
do with that, whether we just let it patch in our body, or we’ll elongate it as
far as possible. It definitely follows us from birth to death.
Ibu ingin mengulur benang Ibu
semakin dan semakin jauh lagi. Ibu ingin ke Inggris. Ingin ke Big Ben, Ingin ke Buckingham Palace, ingin
ke Westminster Abbey, ingin ke Trafalgar Square, ingin ke London Eye, ingin ke
Beatles Museum, ingin ke King’s Cross Station, dan semua-muanya. Ibu ingin
membungkus mereka satu persatu dan menceritakannya dengan kalian. Entah kapan.
Entah kapan kalian lahir. Karena sekarang Ibu ….masih jomblo :/
Tulisan ini diikutkan dalam kuis
#InggrisGratis yang diadain oleh misterpotato