tweeter : @lislustya // facebook : Rahayu Sulistyawati // Skype : tya.dekorasia

Saturday, May 31, 2014

Karena Ingin Kubungkus Inggris Untuk Keempat Anakku



Dear Kinan,

Anak perempuanku yang melankolis. Ibu pikir, anak pertama itu seharusnya laki-laki, biar bisa melindungi adik-adiknya. Tapi setelah kamu lahir, Ibu sangat yakin kamu akan menjadi perempuan anggun yang dewasa, yang penuh kasih sayang untuk adik-adikmu.

Namamu diambil dari buku Kukila karangan M. Aan Mansyur, tepatnya di halaman 117 pada bab Aku Ingin Selalu Bangun Lebih Pagi. Nanti Kinan disitu diceritakan sebagai seorang perempuan yang gemar sekali membaca buku-buku Sapardi Djoko Damono. Selain itu namamu juga terinspirasi dari salah satu penari kondang di Jogja, kota tempat Ibu bekerja sekarang. Penari bernama lengkap Kinanti Sekar Rahina itu sedang laris manis dan pertunjukannya bisa disaksikan di berbagai acara seni yang rata-rata tidak berbayar. Sepak terjangnya baru-baru ini adalah tarian Jampi Gugat yang melibatkan 100 penari, berdurasi 5 menit, dihelat di Tugu Jogja saat mengisi gelaran Jogja International Street Performance (JISP). Tarian yang bertujuan untuk menghidupkan kembali minuman tradisional jamu yang sudah mulai tergantikan dengan soft drink itu sangat sukses.

Tidak. Ibu tidak ingin kamu menjadi seperti mereka, karena setiap orang punya ketertarikan yang berbeda-beda. M. Aan Mansyur mungkin bisa menjadi penulis hebat seperti sekarang karena satu kata dipikirannya, “baca” misal. Kinanti Sekar Rahina bisa menjadi penari yang sukses karena satu awalan kata “tari” misal. Ibu ingin kamu menemukan benang merahmu.

Dear Kinan, Ibu ingin ceritakan sesuatu tentang benang merah Ibu. Ibu dilahirkan di suatu kampung yang jauh dari Kota Solo. TK dikampung belum ada pelajaran bahasa asing seperti sekarang. Ketika beranjak SD, semacam umum jika seorang guru diberbagai sekolah akan menanyakan “Anak-anak, kalau sudah besar nanti mau jadi apa?”

Waktu itu hanya ada 16 murid termasuk Ibu. Delapan teman Ibu menjawab ingin jadi Dokter. Empat teman laki-laki menjawab ingin menjadi Pilot. Satu orang ingin menjadi Doktor. Ibu tidak paham perbedaan Dokter dan Doktor waktu itu. Dua teman Ibu tidak menjawab karena mungkin bingung atau tidak paham dengan pertanyaannya. Ibu satu-satunya murid yang menjawab ingin menjadi Guru. Guru Bahasa Inggris. Entah darimana kosa kata Inggris itu muncul. Awal sekolah baru dimulai. Pelajaran Sejarah, Geografi belum dimulai. Ibu lalu terdiam setelah menjawab. Ya, Inggris.

Enam tahun berlalu. SMP dekat Bandara Adi Soemarmo adalah tujuan Ibu. Rupanya Ibu masih samar-samar menyimpan kata Inggris. Seusai sekolah, salah satu guru Bahasa Inggris memberikan les gratis. Tentu saja kesempatan itu tidak Ibu sia-siakan. Disaat teman-teman Ibu yang lain sudah ditunggu jemputan, Ibu dengan sukacita ikut kelas tersebut. Les seminggu dua kali, hari Selasa dan Kamis, dimulai jam 2 siang dan berlangsung selama 1,5 jam. Di Indonesia, Bahasa Inggris masih jadi salah satu pelajaran pokok saat ujian nasional. Ibu berhasil mencapai nilai 9.25 saat hasil ujian nasional diumumkan. Diikuti dengan 5.35 untuk Matematika dan 6.75 untuk Bahasa Indonesia. Ya, memang tidak memuaskan, tapi Ibu senang karena benang merah Ibu terulur 1 strip lebih panjang.

Dear Kinan, akhir-akhir ini Ibu lihat kamu senang sekali mengumpulkan kain-kain perca bekas dari jahitan nenekmu. Bisa jadi itu benang merahmu. Ibu akan tunjukkan beberapa cermin yang ada di showroom tempat Ibu kerja. Mereka terbuat dari ranting-ranting pohon yang tidak terpakai, Koran-koran bekas, dan hasilnya selalu habis diborong oleh para importir. Importir dari Singapura pernah cerita, dia belakangan ini banyak membeli coffee table yang terbuat dari boatwood, kayu bekas kapal yang kuat dan warna vintagenya original. Produk ini memang sedang laku disana, tapi tak sedikit juga orang-orang kaya dari Jakarta membeli langsung kesana, ke Singapura. Importir Singapura membeli barang di Jogja, lalu dibeli oleh orang-orang Jakarta. Sudahlah, mungkin mereka memang sangat banyak uang. The point is, who knows someday, you do recycling more creative and could spread the products around the world.
Dear Sunry,

Anak lelakiku yang hangat dan penuh semangat. Namamu tercipta dari langit pukul lima pagi. Iya, Ibu suka sekali memandang langit di jam itu. Langit masih biru, lampu taman masih menyala, kemudian perlahan-lahan muncul sinar matahari. When the sun is rising, I’m deeply smiling, imagining your cloudless face.
Sehabis ujian SMP Nak, Ibu diterima di salah satu SMK dekat Stadion Manahan Solo. Tidak ada jurusan langsung menjadi guru. Akhirnya Ibu mengambil jurusan sekretaris. Disini Ibu tetap belajar Bahasa Inggris., bahkan semakin banyak jam dan kelasnya. Ada dua guru waktu itu. Guru pertama mengajar speaking dan reading, sedangkan guru kedua untuk listening dan writing.  Lagi-lagi Ibu dapat nilai jeblog untuk Bahasa Indonesia dan Matematika saat ujian nasional berakhir. Tapi seperti saat SMP kemarin, Ibu dapat nilai lumayan bagus untuk Bahasa Inggris.
Dear Lee Bo Na,

Anak perempuanku yang seksi dan pandai bergaya. Namamu diambil dari salah satu karakter di drama Korea yang berjudul The Heirs. Iya Nak, Ibu newbie penggemar drama Korea, tidak seperti Koh Amrazing, salah satu penulis favorit Ibu, yang koleksinya luar biasa banyak. 

Lee Bo Na sendiri bukan pemeran utama. Ibu kurang suka dengan pemeran utama di drama itu. Orangnya terlalu baik tapi lemah. Sering ditindas dan sedih walaupun pasti akan berakhir sangat bahagia. Ibu jatuh cinta dengan Lee Bo Na yang diperankan oleh Jung Soojung atau yang biasa dipanggil dengan Krystal. Lee Bo Na adalah perempuan cantik, seksi, punya suara dan gaya bicara yang khas, cenderung cepat dan sangat menggemaskan. Berlagak cuek tapi sebenarnya perhatian terhadap teman, pencemburu garis keras, dan sangat mencintai kekasihnya.

My Dear Bo Na, seperti yang Ibu ceritakan kepada kedua kakakmu, Kak Kinan dan Kak Sunry, kamu pasti kelak akan menemukan juga benang merah hidupmu. Akhir-akhir ini Ibu sering melihatmu aktif menari di Sanggar. Tarian jawa klasik Rengga Mataya sudah hampir kamu kuasai. Tubuhmu meliuk dengan luwes dan wajah jawamu ayu, walaupun cara berpakaianmu bertolak belakang. Modern seperti Lee Bo Na di drama itu, hahahaha…
My Bo Na, setelah lulus SMK, Ibu melanjutkan kuliah di salah satu Akademi Bahasa Asing (ABA) di Solo. Dengan mantap Ibu ambil jurusan Bahasa Inggris. Di semester dua Ibu ambil les Bahasa Inggris di sebuah Lembaga setelah pulang kuliah. Lembaga itu bernama Quick Concept. Menggelikan bukan? Kuliah jurusan Bahasa Inggris dan masih les Bahasa Inggris. Konyol kata sebagian teman. It’s too much.

Walaupun aneh, Ibu ingin mengulur benang merah itu supaya semakin panjang. Dan hasilnya? Di semester empat lembaga itu menelepon Ibu. Meminta Ibu untuk ditraining dan akan dijadikan guru. Wait, Guru? Guru Bahasa Inggris. Seketika ingatan Ibu mundur cepat ke kelas 1 SD. Hati Ibu riang tak terkira. It was like a dream came true. Ibu mengajar di Quick Concept sampai lulus kuliah.

Saat skripsian, Ibu dan teman-teman sudah ancang-ancang mencari pekerjaan. Pengangguran setelah lulus kuliah itu momok yang tingkat menakutkannya lebih dari hantu. Atas rekomendasi teman, Ibu mengirim surat lamaran ke sebuah perusahaan ekspor di Surabaya. Mengirim via pos waktu itu harus ekstra sabar, tidak secepat kilat seperti mengirim email di zaman modern ini. Seminggu-dua minggu berlalu, akhirnya Ibu dapat panggilan dari perusahaan tersebut. Ibu bolak-balik Solo-Surabaya untuk menjalani serangkaian tes. Tes tertulis yang makan waktu hampir seharian, lalu menunggu hasil seminggu. Dipanggil lagi untuk tes wawancara, dan menunggu seminggu lagi untuk hasilnya. Akhirnya sebelum wisuda, Ibu sudah pindah ke Surabaya untuk menjalani training.

Perusahaan itu bernama PT UBS, sponsor crown untuk Miss Indonesia dan Putri Indonesia yang rutin digelar per tahun. Pengalaman yang menyenangkan selama kerja disana adalah pada saat bulan Oktober, saat UBS mengadakan pameran di Empire Palace Convention Surabaya. Ibu menemani semua buyer yang diundang. We talked like buddies while enjoying the performance of Putri Indonesia, Karenina Sunny Halim. Setelah itu Ibu pindah dari perusahaan ekspor satu ke perusahaan ekspor lainnya sampai akhirnya terdampar di Jogja ini.

Mungkin bagi sebagian orang Ibu berlebihan, terlalu mendewakan orang asing. But this is my life, as long as I enjoy it, people don’t really matter. I hope could visit their countries, mmm, such as a long working trip, from one country to another especially in England.

Dear Raesaka,

Anakku yang terakhir, anak lelakiku yang keranjingan membaca buku. Sebelum Ibu lanjut cerita, Ibu mau pindah nulis disini Nak. Selain kutu buku, kamu ternyata sedang menggilai Buddha. Kamu telaten membuat Buddha Water Fountain, Buddha Wall Decoration, Buddha Statue. Barangkali besok Ibu akan ajak kamu ke showroom ini untuk melihat lebih banyak lagi koleksi Buddha.
Oh ya, namamu diambil random dari seseorang di twitter. Raesaka Yunus. Entah siapa dia, selebtweet atau siapa. Seperti nama kakak-kakakmu, Ibu juga langsung jatuh cinta dengan nama itu. Setau Ibu, dia berteman dengan orang-orang hebat. Dengan Koh Amrazing salah satunya, penulis yang Ibu ceritakan ke Kak Lee Bo Na tadi. Beberapa lainnya adalah Mbak Rahne Putri, Mbak Windy Ariestanti, Mas Zarry Hendrik. Mereka adalah penulis-penulis yang bukunya menghiasi bookcase dikamar Ibu.

Melanjutkan tentang benang merah, Ibu menemukan sebuah buku yang berjudul Edensor. Setelah selesai membaca, Ibu semakin penasaran dengan tempat itu. Diceritakan, Edensor adalah salah satu desa yang cantik, terletak di Derbyshire Inggris dekat kota Sheffield. Rumah-rumah penduduk berselang-seling diantara jerejak anggur, hamparan desa yang menawan, jajaran bunga daffodil. Waaa, semacam negeri dongeng yang indahnya bertubi-tubi. Disanakah Bahasa Inggris tercipta? Konon katanya, panggilan sehari-hari dengan semua orang menggunakan Dear. Itu sebabnya ibu sering sekali memakai Dear saat memanggil kalian. Dear Kinan, Dear Sunry, Dear Lee Bo Na, Dear Raesaka, I love you so much!!!

Yes, it’s called de rode draad’ in Dutch. I believe that every person has it, like a grassroot. Depends on what we’d do with that, whether we just let it patch in our body, or we’ll elongate it as far as possible. It definitely follows us from birth to death.

Ibu ingin mengulur benang Ibu semakin dan semakin jauh lagi. Ibu ingin ke Inggris. Ingin  ke Big Ben, Ingin ke Buckingham Palace, ingin ke Westminster Abbey, ingin ke Trafalgar Square, ingin ke London Eye, ingin ke Beatles Museum, ingin ke King’s Cross Station, dan semua-muanya. Ibu ingin membungkus mereka satu persatu dan menceritakannya dengan kalian. Entah kapan. Entah kapan kalian lahir. Karena sekarang Ibu ….masih jomblo :/

Tulisan ini diikutkan dalam kuis #InggrisGratis yang diadain oleh misterpotato

Saturday, March 29, 2014

6. I Love You, Ibu

LisLusTya


1.     Aku sengaja tidak pulang minggu ini. Aku sengaja tidak pulang minggu depan. Aku membiarkan poni memanjang, supaya saat aku pulang, kau memotongnya dengan gunting kainmu. I love you, Ibu.
2.    Salah satu hal yang menyenangkan di dunia ini adalah saat fitting baju buatanmu. I love you, Ibu.
3.    Kemarin kau pernah cerita, saat di Sekolah Dasar dulu, kaulah juaranya selama 6 tahun. Ikut lomba ini itu. Aku sepertinya tak akan pernah mampu menjadi juara sepertimu. You’re the best I’ve ever had. You’re the smartest. I love you, Ibu.
4.    Suatu sore yang menyenangkan saat mudik. Kau menjemputku di pemberhentian bus yang jaraknya setengah jam dari rumah. Aku merasa aman dibalik punggungmu saat naik motor. Satu hal, kau mengendarai motor lebih cepat dibanding Ayah. I love you, Ibu.
5.    Kau jago sekali membuat sop macaroni dan sambal ekstra pedas. I love you, Ibu.
6.    Kami punya pohon sawo di depan rumah. Waktu Ayah masih merantau, kau dengan lincah memanjat pohon, memetik sawo sawo yang sudah masak. Berkeranjang keranjang. Itu sebabnya aku juga berani dan bisa memanjat. Yang paling absurd yang pernah kulakukan adalah, dulu waktu masi SMP, naik ke atas pohon sawo dan membuat “istana” yang nyaman untuk diduduki. Pohon sawo itu kuat. Aku sering berada di istana dan membawa buku buku, termasuk buku pelajaran. Aku membaca keras keras termasuk membaca materi pelajaran. I love you, Ibu.
 
Kemarin aku memotret Ibuku lebih dari enam kali, ini salah enamnya yang aku kolase jadi satu. I love you, Ibu
How do you describe your mother?
Oh ya, happy long weekend

Written in office
Sat 29/3/2014
 

Saturday, March 15, 2014

Konsisten, Sittingonbenches

LisLusTya


What’s the special of benches? Chairs? Stools?
Today, March 15, 14, somebody lives / from USA loved one of my picts on IG. As usual, if people love my picts, I’d be so curious to see / love their picts back. I’d love once, or sometimes when I find many interesting picts, would do loving more than one.
Back to the guy! Ya, someone who has IG account called “sittingonbenches” impressed me. All his picts are about sitting on benches. Different benches have own unique one.
I love the way he sat on the benches. I bet, when he found benches everywhere, he practiced a style, asked his friends to take a best shoot, and edited it to be great.
Nice thought then.
--------------------klik--------------switch to Indonesian------------------------------
Orang seperti itu semacam konsisten sekali ya, hehehe. Jadi, kalo sukak bench ya photo-photonya tentang bench saja. Kalo dia duduk di bench yang belakangnya pantai, itu bonus. Good scenery good bench. Orang kayak dia kalo kemana aja yang dicari bench dulu mungkin, selain bisa duduk jugak bisa photo2. Ke mall, nyari bench. Ke pantai nyari bench. ke taman nyari bench. ke ruang guru nyari bench. Ke gunung nyari bench *gagitujugakkalik*. Soal benches, pastilah dia motonya nggak asal asalan. Angle yang bagus, warna, dll. Jadi hasil photonya bener2 keren.
Selain itu, aku pernah liat jugak, IG account yang semua photo2nya tentang sepatu. Bukan, bukan onlenshop. Beda ya, photo2 barang jualan sama yang bukan. Ngerti kan? Kalo nggak, coba tanya singa yang mengaung dulu sambil mam srabi :/
Aku sendiri, jujur, bukan orang yang seperti itu si *emo malu*. Bukan tidak konsisten, tapi kurang konsisten. Aku cenderung tertarik dengan semua hal. Gampang tertarik tepatnya :s:/
Liat rumput dipoto. Liat sepeda orang dipoto. Liat jari2 sendiri dipoto. Liat makanan apalagi. Liat sepatu dipoto. Nonton pertunjukan seni apapun dipoto.  Liat muka sendiri dikaca dipoto :I :I :I
Nggak heran baru kemarin join IG, photo yang diupload udah sampe 250 aja. Padahal temen2 yang udah maenan IG dari lama palingan photonya 100 an, ahahahha. Ahahahha. Ahahhaha. Ahahahhaha. Ha. Ha. Ha. Ha :/
Mungkin kalo IG bisa ngomong, dia bakal bilang “Lus, aku lelah bersamamu -____-“
Huks. Setiap hari nge IG (kalo ada sinyal). Liat2 photo sendiri yang diupload, iya si nggak ada yang bermutu, tapi ada yang nge love jugak :D. Alasan mereka ngelove mungkin kalo nggak terpaksa, iseng, atau kasihan kali ya =)) =))
Aku jadi mikir *tumben*, kalo dinilai dari range 10-100, mungkin narsisku diangka 157.5. narsis setengah mampus. Terbukti kemarin 3 hari ke SG, photo yang dihasilkan adl 1.000 an lebih *emo ngakak sambil ngemut kampong*
Kata temen saya yang seorang dokter absurd, si Astro “Lu situ background enggak banget aja photo, apalagi Singapore”. #jleBBBB
Hehehhe, itu aku. Kalo kamu tipe orang yang seperti apakah? Konsisten saklek kek “sittingonbenches”? random? Suka suka? Atau gimana?
Oh ya, happy weekend yes. Mau mudik nih aku. Mudah mudahan nggak ujan. Beberapa temen udah ngajakin kesitu dan kesini. Yang satu ngajakin ke festival kuliner di Solo, yang satu ngajakin makan mieayam. Kenapa semua tentang makan dan makanan yaa??!!!!
But the happiest thing is, I could kiss my parents. My mother texted me that he has made a new dress for me. Whaaa…fitting baju buatan Ibuku itu menyenangkan sekali. Dicobain dan ngaca berkali kali.
Mmmm, ini bahagiaku. Apa bahagiamu?
Caption Photo : I’m leaving some spaces on this bench for you. The right side is for my lovely parents, the left one is for my boy friend and friends. Would  you sit together with me on this bench?*uhuk*

Note : The two photos are taken from IG sittingonbenches
 

Tuesday, March 11, 2014

Touching, Absurd

LisLusTya
Entah berapa tahun yang lalu, saat jalan bersamanya, aku sering sekali melihatnya melakukan hal sepele yang kadang, mmm aku sama sekali nggak pernah kebayang. Ya, hal sepele seperti saat kita jalan, lalu ada orang yang sedang membawa barang dan barangnya jatuh, dengan senang hati dia membantu memungutnya. Aku hanya terbengong-bengong.
Bantu orang itu ya bantu aja, nggak usah kebanyakan mikir ini itu. Kalo ada orang tabrakan dan kamu masi mikir untuk nolong, orangnya keburu sekarat” ucapnya
Tuh, tolong sana”
Kok nggak kamu aja. Tapi aku mau sih nolongin” jawabku agak bingung. Aku berusaha menetapkan hati mau nolong, sudah siap melangkah dan tiba tiba orang lain datang dan duluan menolongnya.
Itu kejadian waktu aku jalan bersamanya kesekian kali dan saat ada orang buta mau nyebrang.
Kamu kelamaan mikir, belajar tanggap dong “ dia memarahiku.
Tahun berlalu, dan sayang aku sudah tidak jalan dengannya lagi Kita punya jalan sendiri sendiri, tapi sikapnya terhadap hal sepele seakan mengikuti jalanku. Misi baru. Hahahha, mungkin terlalu incompetent jika disebut misi. What he has done touches me. Sekarang, saat berangkat atau pulang kerja naik bis, aku selalu kasih tempat duduk ke orang yang lebih membutuhkan. Yup, memberi bangku kepada orang lain kemudian menjadi hobiku. Tak jarang di satu bis yang padat, banyak para orang tua berdiri, hanya aku yang memberikan bangkuku, padahal banyak yang lebih muda dariku, dan dengan nyamannya mereka cuek duduk dibangku.
Mbak, mbak, tolong panggilin Ibu itu!”
Bu, pakai kursi saya saja!”
Aku memanggil mereka keras-keras ditengah padat dan kebisingan suasana bis seraya diikuti tatapan tatapan semua orang. Entah tatapan apa itu. Dalam hati aku hepi, semacam menebus hal hal kecil dimasa lalu yang dulu ingin kulakukan tapi nggak pernah kulalukan. Well, that feels good. Memberi itu menyenangkan J
Dia mengubahku. Dia mengubahku. He touches then inspires me. Dia, pacarku yang dulu menemaniku jalan selama sembilan tahun.
R”
                                                                                                                                                                                                                       
Pengen nulis yang iseng. Pengen iseng-iseng nulis. Akirnya kepikiran kata “touching”, “absurd”. Lucu juga jika nyeritain kisah hidup teman yang bertemakan ketiga kata itu, tidak hanya kehidupan diri sendiri. Tapi aku penulis yang gagal. Dari sekian teman yang dimintain jadi narasumber, hanya satu yang ceritanya aku mengerti. Yea, teman berinisial “R” yang ceritanya aku tulis diatas. Sisanya, mmm cenderung bingung mau nyeritain apa, sisanya lagi nggak mau, sisanya lagi katanya nanti kalo udah ada waktu tapi akirnya sampai sekarang nggak ada cerita, sisanya nyeritain cerita absurd tapi banyakan ketawanya daripada ceritanya. Sialnya aku tetep nggak mudeng wlp dia udah cerita terbahak bahak versi emoticon. Maklum, nyari narasumbernya by chatting hehehe… sisanya udah abis, sampe nggak bersisa lagi #halah
Touching. Cerita “R” selain touching juga inspiring. Great, thanks for sharing *emo peyuk*
Kalo aku, sebagai seorang perantau, touching itu ketika aku berpisah dan bertemu kedua orang tua. Saat balik ke tempat kerja, pamitan dan aku cium tangan beliau, saat mudik dari tempat kerja dan bertemu beliau dirumah, lalu aku cium tangan beliau jugak. Saat mencium itu moment yang paling touching. Semarah apapun, sesumpeg apapun, secapek apapun karena semua hal (pelik) hidup, bisa jadi adem dihati. That’s that. you may say that I lie, but that’s true. I feel like in a big heaven...
Absurd? Aku gagal cari narasumber di tema absurd. Untuk aku sendiri, pernah suatu hari Sabtu (22/2/2014), pada musim hujan, mudik dari Jogja ke Solo. Hari Sabtu aku masih kerja sampai sore, dan biasanya malas untuk makan siang karena sorenya akan makan masakan Ibu. Tapi saking kelaperannya, saat dijemput Ibu pake motor, ujan deres, pakai jas ujan, berenti di Pasar untuk beli “fried chicken” yang harganya berkali kali lipat lebih murah dari fried chicken di Fast food stall di Mall. Sepanjang perjalanan dari Pasar kerumah aku makan dibalik jas ujan. Ngerikitin kayak tikus, hahhahaa…walaupun sambil kecampur air ujan. Aku bahagia banget dibalik punggung Ibuku waktu itu.




Tuesday, February 18, 2014

Itu Kamu

LisLusTya

Ada orang yang terlahir dengan muka senyum, padahal tdk tersenyum. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan rasa cepat sekali bosan akan suatu hal, padahal blm mahir. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan keinginan nyanyi setiap hari saat mandi, saat dimanapun, walaupun lagu apapun nadanya sama semua , do. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan gaya yang berbeda, disaat kebanyakan orang berlomba lomba mencari salon tempat meluruskan rambut yang terbaik, tp dia membuat keriting rambut lurusnya. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan jumping moody, pagi saat berangkat kantor tersenyum ceria, sampai kantor bs mendadak lesu. Siangnya berganti riang, sebelum pulang mendadak bingung. Walaupun muka senyumnya berubah aneh. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan fanatik sekali dgn satu warna. Jika sedang warna merah, maka semua hal yang dia suka berwarna merah. Beranjak umur dia suka warna coklat. Ibunya yang mengajari setelah dia menyadari.
Dan benar saja semua barangnya berubah coklat. Uhm, kapan dia suka warna pink? Oh ya, dia benci warna pink. Pink diterapkan dalam benda apapun tdk akan pernah terlihat cocok menurutnya. Semakin menua dia tdk peduli lagi dgn bermacam macam warna. Dia mencintai semuanya, bahkan warna yang paling cerah sekalipun dari pink. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan alis yang bentuknya berbeda. Kiri kanan tampak bulunya semakin jarang, tapi dia tdk pernah memakai pensil alis. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan sangat suka sekali me-recycle sesuatu, bahkan sisa sisa potongan kertas yang dianggap orang lain sbg sampah, tetep dia simpan untuk dimanfaatkan. Entah untuk apapun itu. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan tidak
Terlalu kaget jika orang di sekelilingnya berbeda atau memiliki barang baru. Wow, sepatu km baru ya?beli dimana?berapa harganya?
Wah, rambut kamu baru ya? Potong di salon mana? Siapa nama mbak yang motong? Namanya gaya rambut apa?. Dia jarang sekali melakukan hal itu, kemudian orang disekelilingnya menganggapnya cuek dan tidak peka. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan ingatan yang sedikit bisa diandalkan. Bukan, bukan sengaja dia merekam kuat di otaknya, tp itu alami. Misalnya, seorang teman berkata A dengan menggerutu, mencaci ini itu, tp kemudian besoknya teman tersebut melakukan hal A itu. Oke sudahlah, mungkin si teman sdh lupa wlp dia baru mengucapkan beberapa waktu yang lalu. Tapi aneh nya dia masih ingat. Itu kamu.
Ada orang yang terlahir dengan betah berdiam diam, walaupun dia tdk sendiri diruangan kerjanya. Itu kamu
Ada orang yang terlahir dengan keinginan makan dan makan dan makan makanan berkuah panas pedas setiap hari, padahal disekelilingnya berkata jika badannya semakin hari semakin bulat. Itu kamu
Itu kamu


Hehhehe, Hi. Apa kabar? Masi berdebu? Kota kamu masi monokrom? Mungkin sudah nggak kali ya karena kemarin udah ujan. Note “itu kamu” ini ditulis tadi saat istirahat makan siang. Random aja si, mwihiihiihiii…